Power Supply (Catu Daya)

Power Supply (Catu Daya)

1. Prinsip Kerja Catu Daya Linear

Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya DC yang paling baik. Namun untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya lebih besar, sumber dari baterai tidak cukup. Sumber catu daya yang besar adalah sumber bolak-balik AC (alternating current) dari pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan suatu perangkat catu daya yang dapat mengubah arus AC menjadi DC. Pada tulisan kali ini disajikan prinsip rangkaian catu daya (power supply) linier mulai dari rangkaian penyearah yang paling sederhana sampai pada catu daya yang ter-regulasi.

2. PENYEARAH (RECTIFIER)

Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana ditunjukkan pada gambar-1 berikut ini. Transformator (T1) diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yang lebih kecil pada kumparan sekundernya.


Rangkaian Penyearah

Pada rangkaian ini, dioda (D1) berperan hanya untuk merubah dari arus AC menjadi DC dan meneruskan tegangan positif ke beban R1. Ini yang disebut dengan penyearah setengah gelombang (half wave). Untuk mendapatkan penyearah gelombang penuh (full wave) diperlukan transformator dengan center tap (CT) seperti pada gambar-2.

Gelombang Penuh

Tegangan positif phasa yang pertama diteruskan oleh D1 sedangkan phasa yang berikutnya dilewatkan melalui D2 ke beban R1 dengan CT transformator sebagai common ground.. Dengan demikian beban R1 mendapat suplai tegangan gelombang penuh seperti gambar di atas. Untuk beberapa aplikasi seperti misalnya untuk men-catu motor dc yang kecil atau lampu pijar dc, bentuk tegangan seperti ini sudah cukup memadai. Walaupun terlihat di sini tegangan ripple dari kedua rangkaian di atas masih sangat besar.

Gelombang Setengah dengan Filter C 
Gambar 3 adalah rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor C yang paralel terhadap beban R. Ternyata dengan filter ini bentuk gelombang tegangan keluarnya bisa menjadi rata. Gambar-4 menunjukkan bentuk keluaran tegangan DC dari rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor. Garis b-c kira-kira adalah garis lurus dengan kemiringan tertentu, dimana pada keadaan ini arus untuk beban R1 dicatu oleh tegangan kapasitor. Sebenarnya garis b-c bukanlah garis lurus tetapi eksponensial sesuai dengan sifat pengosongan kapasitor.

Bentuk Gelombang
 
Kemiringan kurva b-c tergantung dari besar arus (I) yang mengalir ke beban R. Jika arus I = 0 (tidak ada beban) maka kurva b-c akan membentuk garis horizontal. Namun jika beban arus semakin besar, kemiringan kurva b-c akan semakin tajam. Tegangan yang keluar akan berbentuk gigi gergaji dengan tegangan ripple yang besarnya adalah :
Vr = VM -VL
dan tegangan dc ke beban adalah Vdc = VM + Vr/2
Rangkaian penyearah yang baik adalah rangkaian yang memiliki tegangan ripple (Vr) paling kecil. VL adalah tegangan discharge atau pengosongan kapasitor C, sehingga dapat ditulis :
VL = VM e -T/RC
Jika persamaan (3) disubsitusi ke rumus (1), maka diperole
Vr = VM (1 – e -T/RC)
Jika T << RC, dapat ditulis : e -T/RC  1 – T/RC
sehingga jika ini disubsitusi ke rumus (4) dapat diperoleh persamaan yang lebih sederhana :
Vr = VM(T/RC)
VM/R tidak lain adalah beban I, sehingga dengan ini terlihat hubungan antara beban arus I dan nilai kapasitor C terhadap tegangan ripple Vr. Perhitungan ini efektif untuk mendapatkan nilai tegangan ripple yang diinginkan.
Vr = I T/C
Rumus ini mengatakan, jika arus beban I semakin besar, maka tegangan ripple akan semakin besar. Sebaliknya jika kapasitansi C semakin besar, tegangan ripple akan semakin kecil. Untuk penyederhanaan biasanya dianggap T=Tp, yaitu periode satu gelombang sinus dari jala-jala listrik yang frekuensinya 50Hz atau 60Hz. Jika frekuensi jala-jala listrik 50Hz, maka T = Tp = 1/f = 1/50 = 0.02 det. Ini berlaku untuk penyearah setengah gelombang. Untuk penyearah gelombang penuh, tentu saja frekuensi gelombangnya dua kali lipat, sehingga T = 1/2 Tp = 0.01 det.
Penyearah gelombang penuh dengan filter C dapat dibuat dengan menambahkan kapasitor pada rangkaian gambar 2. Bisa juga dengan menggunakan transformator yang tanpa CT, tetapi dengan merangkai 4 dioda seperti pada gambar-5 berikut ini.

Gelombang Penuh dengan Filter C

Sebagai contoh, anda mendisain rangkaian penyearah gelombang penuh dari catu jala-jala listrik 220V/50Hz untuk mensuplai beban sebesar 0.5 A. Berapa nilai kapasitor yang diperlukan sehingga rangkaian ini memiliki tegangan ripple yang tidak lebih dari 0.75 Vpp. Jika rumus (7) dibolak-balik maka diperoleh.
C = I.T/Vr = (0.5) (0.01)/0.75 = 6600 uF
Untuk kapasitor yang sebesar ini banyak tersedia tipe elco yang memiliki polaritas dan tegangan kerja maksimum tertentu. Tegangan kerja kapasitor yang digunakan harus lebih besar dari tegangan keluaran catu daya. Anda barangkali sekarang paham mengapa rangkaian audio yang anda buat mendengung, coba periksa kembali rangkaian penyearah catu daya yang anda buat, apakah tegangan ripple ini cukup mengganggu. Jika dipasaran tidak tersedia kapasitor yang demikian besar, tentu bisa dengan memparalel dua atau tiga buah kapasitor.
 
3. Voltage Regulator
 
Rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika tegangan ripple-nya kecil, namun ada masalah stabilitas. Jika tegangan PLN naik/turun, maka tegangan outputnya juga akan naik/turun. Seperti rangkaian penyearah di atas, jika arus semakin besar ternyata tegangan dc keluarnya juga ikut turun. Untuk beberapa aplikasi perubahan tegangan ini cukup mengganggu, sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat meregulasi tegangan keluaran ini menjadi stabil.
Regulator Voltage berfungsi sebagai filter tegangan agar sesuai dengan keinginan. Oleh karena itu biasanya dalam rangkaian power supply maka IC Regulator tegangan ini selalu dipakai untuk stabilnya outputan tegangan.
Berikut susunan kaki IC regulator tersebut.

IC Regulator


Misalnya 7805 adalah regulator untuk mendapat tegangan +5 volt, 7812 regulator tegangan +12 volt dan seterusnya. Sedangkan seri 79XX misalnya adalah 7905 dan 7912 yang berturut-turut adalah regulator tegangan -5 dan -12 volt.
Selain dari regulator tegangan tetap ada juga IC regulator yang tegangannya dapat diatur. Prinsipnya sama dengan regulator OP-amp yang dikemas dalam satu IC misalnya LM317 untuk regulator variable positif dan LM337 untuk regulator variable negatif. Bedanya resistor R1 dan R2 ada di luar IC, sehingga tegangan keluaran dapat diatur melalui resistor eksternal tersebut.
Rangkaian regulator yang paling sederhana ditunjukkan pada gambar 6. Pada rangkaian ini, zener bekerja pada daerah breakdown, sehingga menghasilkan tegangan output yang sama dengan tegangan zener atau Vout = Vz. Namun rangkaian ini hanya bermanfaat jika arus beban tidak lebih dari 50mA.


Regulator Zener

Prinsip rangkaian catu daya yang seperti ini disebut shunt regulator, salah satu ciri khasnya adalah komponen regulator yang paralel dengan beban. Ciri lain dari shunt regulator adalah, rentan terhadap short-circuit. Perhatikan jika Vout terhubung singkat (short-circuit) maka arusnya tetap I = Vin/R1. Disamping regulator shunt, ada juga yang disebut dengan regulator seri. Prinsip utama regulator seri seperti rangkaian pada gambar 7 berikut ini. Pada rangkaian ini tegangan keluarannya adalah:
Vout = VZ + VBE
VBE adalah tegangan base-emitor dari transistor Q1 yang besarnya antara 0.2 – 0.7 volt tergantung dari jenis transistor yang digunakan. Dengan mengabaikan arus IB yang mengalir pada base transistor, dapat dihitung besar tahanan R2 yang diperlukan adalah :
R2 = (Vin – Vz)/Iz
Iz adalah arus minimum yang diperlukan oleh dioda zener untuk mencapai tegangan breakdown zener tersebut. Besar arus ini dapat diketahui dari datasheet yang besarnya lebih kurang 20 mA.

Regulator dengan OPM

Dengan mengabaikan tegangan VBE transistor Q1 dan mensubsitusi rumus (11) ke dalam rumus (10) maka diperoleh hubungan matematis :
Vout = ( (R1+R2)/R2) Vz
Pada rangkaian ini tegangan output dapat diatur dengan mengatur besar R1 dan R2.
Sekarang mestinya tidak perlu susah payah lagi mencari op-amp, transistor dan komponen lainnya untuk merealisasikan rangkaian regulator seperti di atas. Karena rangkaian semacam ini sudah dikemas menjadi satu IC regulator tegangan tetap. Saat ini sudah banyak dikenal komponen seri 78XX sebagai regulator tegangan tetap positif dan seri 79XX yang merupakan regulator untuk tegangan tetap negatif. Bahkan komponen ini biasanya sudah dilengkapi dengan pembatas arus (current limiter) dan juga pembatas suhu (thermal shutdown). Komponen ini hanya tiga pin dan dengan menambah beberapa komponen saja sudah dapat menjadi rangkaian catu daya yang ter-regulasi dengan baik.


Regulator dengan IC

Hanya saja perlu diketahui supaya rangkaian regulator dengan IC tersebut bisa bekerja, tegangan input harus lebih besar dari tegangan output regulatornya. Biasanya perbedaan tegangan Vin terhadap Vout yang direkomendasikan ada di dalam datasheet komponen tersebut. Pemakaian heatshink (aluminium pendingin) dianjurkan jika komponen ini dipakai untuk men-catu arus yang besar. Di dalam datasheet, komponen seperti ini maksimum bisa dilewati arus mencapai 1 A.

Semoga Bermanfaat !!!!



   

Cara Buat Read More Otomatis di Blog

Jika template bawaan anda belum ada fitur Read more atau Baca selengkapnya tidah usah bingung tambahkan saja Script yang akan disajikan dalam Tutorial kali ini. Berikut cara membuat Read More otomatis untuk blog.

Pertama anda masuk dasbord blogger >> lalu pilih rancangan >> Pilih Edit HTML.
Jangan lupa centang Expand Template Widget.
Lalu cari kode </head>  untuk mempermudah pencarian tekan F3.

Masukan kode berikut tepat ditas </head>



Belum selesai, cari lagi kode :  <data:post.body/>
Ganti kode  <data:post.body/>, dengan kode di bawah ini :



Sampai disini lalu save template anda.
Selesai deh, untuk memastikannya coba lihat hasilnya.
Kata Read more warna merah dapat anda ganti dengan kata-kata selera anda, misalnya : Baca selanjutnya.
Demikianlah Tutorial cara Membuat Read More Secara Otomatis di Blog, semoga bermanfaat. Jangan lupa Like-nya.


Selamat Mencoba !!!!

Kumpulan Rangkaain Sensor Sederhana

Bagi anda yang ingin mencari kumpulan rangkaian elektronika sensor, anda mungkin bisa mencari beberapa contoh rangkaian sensor di blog ini. Tetapi mohon maaf sebelumnya jika apa yang anda cari tidak anda temukan di blog ini atau rangkaian sensornya tidak mempunyai referensi lengkap. Yang penting saya akan berusaha menambahkan contoh rangkaian-rangkaian sensor ke dalam blog ini jika saya mendapatkan atau memahami suatu jenis rangkaian sensor yang baru. Anda bisa mengembangkan lagi rangkaian-rangkaian yang ada sesuai dengan selera dan kebutuhan anda, karena memang menurut saya rangkaian-rangkaian yang ada masih cukup sederhana dan untuk penggunaan yang sederhan pula.

Jika jenis rangakian sensor yang anda cari tidak ada saya sarankan anda supaya bisa bereksperimen sendiri dengan mencari komponen atau material apa saja yang sekiranya bisa anda jadikan sebagai alat peng-indra atau perasa dari suatu perubahan kondisi lingkungan. Tidak terpaku pada komponen atau material yang telah dikenal dan beredar secara lumrah di pasaran. Intinya hanya bagaimana anda bisa menjadikan komponen tersebut bisa mempengaruhi tegangan atau arus listrik. Jika anda bisa mencari salah satu komponen yang seperti itu maka bisa saya pastikan anda sudah bisa membangun suatu rangkaian sensor dengan komponen tersebut.

Berikut contoh-contoh rangkaian sensor yang sering kita temui :

1. Rangkaian sensor cahaya
2. Rangkaian sensor suara
3. Rangkaian sensor infra merah
4. Rangkaian sensor utrasonic
5. Rangkaian sensor suhu
6. Rangkaian sensor sentuh
7. Rangkaian sensor warna

Rangkaian sensor air dan lain sebagainya…

Kumpulan rangkaian sensor yang saya sebutkan diatas belum semuanya, tugas anda untuk mencari apa saja rangkaian sensor yang masih ada selain yang saya sebutkan di atas. Baiklah saya akan jelaskan sekilas tentang sifat dan cara kerja dari rangkaian sensor di atas bagi anda yang masih belum mengetahui.

I. RANGKAIAN SENSOR CAHAYA

Adalah rangakian yang bisa merasakan adanya perubahan intensitas cahaya. Biasanya pada jenis rangkaian sensor ini banyak menggunakan LDR sebagai komponen sensornya. LDR adalah singkatan dari Light Dependen Resistor yang kira-kira artinya adalah resistor yang nilainya bergantung pada cahaya. Semakin besar intensitas cahaya yang diterima oleh LDR maka akan semakin kecil nilai resistansi dari LDR tersebut atau dengan kata lain cahaya semakin terang. Kemudian semakin sedikit intensitas yang diterima atau kondisi semakin gelap maka resistansi dari LDR akan semakin besar. Prinsip kerja dari rangkaian ini yaitu dngan memanfaatkan perubahan tegangan yang jatuh pada bagian switching akibat dari pembagian tegangan dengan LDR.

II. RANGKAIAN SENSOR SUARA


Adalah rangkaian sensor yang bisa merasakan adanya perubahan tingkat kekerasan suatu gelombang suara yang biasa diukur dengan satuan db. Rangkaian yang sederhana bisa anda buat dengan memanfaatkan microfon sebagai komponen sensor. Microfon mempunyai sifat kerja yang berkebalikan dengan loudspeaker, yaitu mengubah gelombang suara menjadi gelombang listrik. Sedangkan loudspeaker berfungsi mengubaj gelombang listrik menjadi gelombang suara. Sebenarnya secara pastinya mikrofon tidak menghasilkan gelombang listrik tetapi suara membuat tegangan yang jatuh pada mikrofon jadi berubah-ubah. Kondisi dari tegangan yang berubah-ubah ini biasanya menghasilkan bentuk gelombang sinusoidal. Di blog ini anda bisa melihat salah satu contoh rangkaian sensor suara yang sederhana atau rangkaian sensor yang sederhana lainnya.

III. RANGKAIAN SENSOR INFRA MERAH


Adalah rangkaian sensor yang bisa merasakan adanya perubahan intensitas sinar infra merah. Cahaya infra merah bisa kita peroleh dengan mudah dengan memanfaatkan led infra merah, atau sebagai contoh anda bisa melihat led kecil yang dipasang diujung remote televise anda. Tetapi sebenarnya cahaya matahari juga mengandung infra merahnya, jadi jangan heran jika rangkaian anda tiba-tiba berubah sensitifitasnya karena anda menjalankannya di bawah terik matahari. Sifat dari sinar infra merah ini adalah tidak tampak dimata dan tidak membuat terang jika dinyalakan pada malam hari. Untuk komponen perasa intensitas infra merah biasa digunakan foto dioda atau foto transistor. Jenis rangkaian sensor ini bisa anda gunakan untuk mendeteksi perubahan kondisi secara cepat. Misalnya bisa anda gunakan untuk menghitung jumlah putaran dari suatu piringan yang mempunyai bagian bening dan gelap.

IV. RANGKAIAN SENSOR ULTRASONIC


Adalah rangkaian sensor yang digunakan untuk mendeteksi gelombang suara yang mempunyai frekuensi diatas 20 KHz. Mungkin anda tahu salah satu jenis binatang yang bisa terbang tanpa melihat ditempat yang gelap karena memanfaatkan pantulan gelombang ultraviolet. Sama dengan pemanfaatan sensor ini pada umumnya adalah untuk mengetahui jarak suatu benda dengan menghitung lamanya waktu gelombang pantulan diterima oleh rangkaian pemancar. Sejak dahulu alat yang biasa digunakan Untuk mengukur kedalaman laut adalah rangkaian sensor ultrasonic. Menurut saya rangkaian sensor ini sama dengan halnya rangakaian radio, hanya saja jika pada radio digunakan antenna untuk memancarkan gelombang frekuensi tinggi tapi pada rangkaian sensor ultraviolet digunakan speaker sebagai pemancar. Anda bisa melihat contoh rangkaian sensor ultrasonic yang sederhana di blog ini dan anda bisa juga memodifikasi atau mengembangkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anda. Rangkaian sensor yang saya buat menggunakan IC 555 sebagai IC yang mudah dan handal untuk digunakan dalam berbagai kebutuhan.

V. RANGKAIAN SENSOR SUHU


Adalah rangkaian sensor yang bisa merasakan adanya perubahan suhu lingkungan. Suhu atau temperature suatu tempat bisa anda ketahui tidak hanya dengan thermometer, tetapi bisa anda gunakan suatu rangkaian sensor yang hasilnya tidak jauh berbeda dengan hasil thermometer. Biasanya komponen elektronika yang digunakan untuk mendeteksi perubahan suhu adalah PTC dan NTC. Atau anda bisa menggunakan IC LM35 untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. PTC dan NTC mempunyai karakteristik hampir sama dengan LDR, hanya saja jika resistansi LDR berubah karena adanya perubahan intensitas cahaya sedangkan pada PTC dan NTC karenan adanya perubahan suhu atau temperature. Pada PTC nilai resistansi akan bertambah seiring dengan naiknya temperature sedangkan pada NTC nilai resistansi akan berkurang seiring dengan naiknya temperature.
Sepertinya semangat saya untuk menulis sudah tidak bisa ditawar lagi, saya mohon maaf jika penjelasan saya hanya sampai disini. Lain waktu dan kesempatan saya akan berusaha untuk melengkapi penjelasan rangkaian-rangkaian sensor yang lain. Tetapi sekali lagi kumpulan rangkaian sensor bisa anda cari di blog ini dan mudah-mudahan lain waktu saya akan melengkapi jenis-jenis rangkaian sensor yang belum saya hadirkan di blog ini. Anda bisa download bermacam macam rangkaian elektronika di blog ini.


Selamat Mencoba !!!!

Rangkaain Sensor Warna Sederhana

rangkaian sensor warna
Rangkaian sensor warna di atas adalah rangkaian merupakan rangkaian sensor yang menggunakan 3 buah LDR (light Dependent Resistor) sebagai komponen sensor. Sebenarnya rangkaian ini sama seperti rangkaian sensor cahaya, hanya saja pada rangkaian ini pada LDR dipasang lensa konvex guna lebih teliti membedakan intensitas cahaya dari masing-masing warna. Sebagai penyesuaian karakteristik intensitas cahaya yang dipancarkan oleh setiap jenis warna, pada ketiga input sensor dipasang variable resistor atau potensiometer secara seri. Tugas anda adalah mengatur nilai dari ketiga potensiometer tersebut dengan tepat, sebagai contoh jika hanya salah satu sensor yang digunakan, maka warna yang dihasilkan oleh ouput sama dengan warna input tersebut.

Cara kerja dari rangkaian sensor warna ini adalah :
  1. Cahaya yang dipantulkan oleh benda yang berwarna akan diterima oleh lensa konvex dan kemudian intensitasnya diperjelas oleh lensa tersebut, sehingga dengan intensitas cahaya yang diperjelas maka LDR akan mampu mengalami perubahan nilai resistansi yang nantinya akan mentrigger rangkaian sebagai isyarat adanya input warna.
  2. Ketiga jalur input sensor masing-masing akan memberikan logika 1 pada saat adanya benda yang berwarna dihadapkan pada masing-masing komponen sensor.
  3. Jika lebih dari salah satu jalur input dihadapkan dengan input warna, maka warna yang dihasilkan adalah perpaduan dari keseluruhan input tersebut.
  4. Ada 8 keluaran dengan masing-masing warna yang berbeda.
  5. Sebenarnya pengaturan warna keluaran adalah tergantung pada penentuan rangkaian gerbang logika pada rangkaian.
  6. Pada delapan jalur keluaran diwakili oleh satu buah gerbang AND 3 input.
Sebagai catatan :

Karena rangkaian sensor warna ini menggunakan jenis komponen sensor yang sederhana seperti LDR, maka respon rangkaian terhadap input cukup lambat. Kemudian LDR akan terpengaruh oleh gelap terangnya cahaya disekitar rangkaian tersebut, jadi kemungkinan adanya perubahan nilai ouput pada setiap perubahan cahaya lingkungan akan lebih besar. Dan juga rangkaian ini hampir atau bahkan tidak bisa bekerja pada kondisi lingkungan yang sangat gelap. Dikarenakan LDR sudah terpengaruh oleh cahaya yang gelap dan dipaksa pada kondisi resistansi yang sangat besar.
Selamat Mencoba !!!!

Rangkaain Sensor Sentuh Sederhana

rangkaian sensor sentuh





Gambar Rangkaian sensor sentuh
 
Banyak sekali jenis rangkaian sensor yang bisa dibuat dengan ilmu elektronika yang sederhana. Suatu rangkaian disebut dengan rangkaian sensor dikarenakan rangkaian tersebut bisa merasakan sesuatu perubahan lingkungan. Contohnya disebut dengan rangkaian sensor cahaya karena rangkaian tersebut bisa mendeteksi perubahan intensitas cahaya. Rangakaian sensor infra merah bisa mendeteksi adanya sinar infra merah. Rangakaian sensor ultrasonic bisa mendeteksi adanya gelombang ultrasonic dan banyak lagi rangkaian sensor yang lain.

Ternyata tubuh manusia juga bisa mempengaruhi kerja dari suatu rangkaian elektronika, hal ini karena tubuh manusia memiliki ion-ion yang bermuatan listrik walaupun sangat kecil sekali. Sifat dari tubuh manusia tersebut bisa dimanfaatkan untuk membuat suatu rangkaian sensor yang bila mengenai bagian tubuh manusia akan aktif yaitu rangkaian sensor sentuh. Rangkaian sensor sentuh di atas memanfaatkan suatu rangkaian monostable sebagai penahan aktif rangakian beban. Rangkaian monostable diatas menggunakan IC 555 sebagai jantungnya dan memanfaatkan kombinasi C1 dan VR1 sebagai penentu lamanya pengaktifan rangkaian beban. Pada kesempatan ini saya menggunakan rangkaian alarm sebagai beban. Rangkaian alarm akan aktif pada saat plat sentuh disentuh oleh bagian tubuh manusia dan akan mati otomatis selama waktu yang kita tentukan dengan rangkaian monostable-nya.
Daftar Komponen :

1. Resistor : VR1 (100K) dan R1 (100K)
2. Kapasitor : C1 (220 µF) dan C2 (0.01 µF)
3. Transistor : Q1 (BC547) dan Q2 (BC547)
4. IC : IC555
5. Relay : Relay 9 volt
6. Rangkaian alarm

Jika pada saat pembuatan rangkaian menemukan kendala sensor tidak sensitif atau malah terlalu sensitif anda bisa mengubah nilai dari R1. Rangkaian sensor sentuh ini sangat cocok digunakan untuk menjebak maling. Anda bisa menghubungkan input rangkaian sensor sentuh tersebut dengan handle pintu atau terali yang terbuat dari logam atau dibagian lain rumah anda yang kira-kira akan disentuh oleh maling pada saat mencoba masuk ke rumah anda.
Jika anda ingin membuat rangkaian sensor lain dengan tujuan menahan aktif beban selama waktu tertentu, anda bisa memanfaatkan rangkaian monostable IC555. Atau anda bisa memanfaatkan IC filp-flop sebagai penahan aktif beban dengan satu kali sinyal pemicu. Intinya apapun jenis rangkaian yang anda gunakan rangkaian tersebut bisa menahan aktif suatu beban walaupun sinyal input sudah berubah kembali. Pada rangkaian sensor sentuh kali ini saya menggunakan rangkaian monostable IC555 supaya bisa mengatur lamanya waktu alarm akan diaktifkan. Lihat juga rangkaian sensor warna

Rangkaian Sensor Suhu Sederhana

Seperti yang saya katakan pada postingan-postingan saya tentang rangkaian sensor yang lain, rangkaian sensor suhu ini juga sangat mirip dengan rangkaian sensor yang lain. Pada dasarnya perbedaan hanya terletak pada bagaimana kita memanfaatkan perubahan kondisi dari suatu komponen sensor menjadi sinyal listrik. Untuk beberapa contoh rangkaian sensor yang sederhana anda bisa menggunakan prinsip pembagian tegangan antara variable resistor dan komponen yang dipasang seri dengan menggunakan satu atau dua buah transistor. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan anda bisa menggunakan IC Op-Amp agar bisa menghitung secara mudah nilai penguatan yang diinginkan.


Pada rangkaian ini juga saya tetap memanfaatkan fungsi monostable dari IC 555 sebagai penahan aktif rangkaian alarm selama waktu yang ditentukan. Jika anda tidak ingin menahan kondisi output sensor pada saat terjadinya sinyal trigger dari rangkaian sensor maka anda tidak perlu menggunakan IC 555 beserta rangkaian monostable-nya.
rangkaian sensor suhu
Gambar rangkaian sensor suhu | Skema rangkaian sensor suhu
 
Daftar Komponen :

1. Resistor : R1 (100 Kohm), R2 (10 Kohm), R3 (47 Kohm), R4 (1 Kohm) dan VR1 (potensio 10 Kohm)
2. Kapasitor : C1 (10 uF) dan C2 (1 uF)
3. Dioda : D1 (IN 4002)
4. Transistor : Q1 (BC 107)
5. Thermistor
6. IC 555
7. Relay 9 volt
8. Rangkaian alarm (sesuai selera)

Prinsip Kerja Sensor Suhu dan Analisa Rangkaian :

  1. R3, Thermistor dan VR1 dipasang seri supaya dapat menentukan pembagian tegangan yang sesuai yang akan diberikan ke transistor switching.
  2. Tegangan supply adalah sama dengan jumlah tegangan yang jatuh pada R3, Thermistor dan VR1. Tegangan pada VR1 paralel terhadap basis transistor, sehingga pada saat tegangan pada VR1 mencapai 0,7 volt maka transistor akan aktif dan men-trigger rangkaian monostable.
  3. Thermistor dipasang pada bagian atas dari VR1 dimaksudkan supaya pada saat suhu naik tegangan pada titik trigger (basis transistor = VR1) akan mengalami kenaikan, dikarenakan thermistor (NTC) tersebut akan mengalami penurunan nilai resistansi seiring dengan kenaikan suhu.
  4. Anda bisa saja menukar posisi thermistor dengan VR1 dengan tujuan agar rangkaian alarm akan aktif pada saat suhu mengalami penurunan.
  5. Anda bisa juga meengganti nilai R3 dan VR1 untuk mendapatkan sensitifitas yang sesuai dengan karakteristik thermistor yang anda miliki dan sesuai keinginan anda.
Anda bisa download rangkaian sensor suhu ini dengan meng-copy saja halaman postingan ini, lihat juga rangkaian sensor yang lain seperti : rangkaian sensor cahaya, infra merah, suara, sentuh, air dan gerak.
 
Selamat Mencoba !!!!

Rangkaaain Sensor Ultrasonic Sederhana

pemancar penerima ultrasonikRangkaian Pemancar Ultrasonik

Rangkaian pemancar ultrasonik di atas adalah merupakan rangkaian pembangkit sinyal suara frekuensi tinggi dengan memanfaatkan multivibrator astable IC 555. Jadi sebenarnya untuk rangkaian pemancar ini anda bebas menggunakan rangkaian apa saja yang penting bisa membangkitkan frekuensi cukup tinggi. Anda bisa menggunakan rangkaian oscillator transistor, oscillator gerbang logika atau jenis oscillator lainnya, karena memang yang penting bisa menghasilkan sinyal yang berfrekuensi tinggi. Untuh contoh rangkaian pemancar ultrasonik kali ini menggunakan IC 555 yang merupakan IC serbaguna dan mudah diaplikasikan dengan fungsi yang bervariatif. Bahkan dengan IC555 ini anda juga bisa membuat rangkaian FM modulator dengan modulasi yang bisa dikatakan hampir sempurna, hanya saja memang IC555 ini tidak mampu berkerja dengan baik pada frekuensi yang sangat tinggi hingga MHz. Tapi untuk sinyal suara ultrasonic yang range frekuensinya hanya berkisar ribuan Hz, maka IC ini sangat bisa untuk diandalkan. Perhitungan frekuensinya juga sangat mudah dan akurat, sehingga anda bisa dengan mudah menentukan frekuensi dari pancaran suara ultrasonic yang anda perlukan. Untuk mengetahui rumus perhitungan frekuensi yang dihasilkan anda bisa membaca postingan saya tentang multivibrator astable di blog ini.

Prinsip kerja rangkaian pemancar ultrasonik diatas tidak ada bedanya dengan rangkaian astable 555, dimana nilai frekuensi yang dihasilkan ditentukan oleh nilai VR1, R1, R2 dan C1. Hanya saja dianggap sebagai pemancar gelombang ultrasonic dikarenakan sinyal frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh rangkaian diubah kedalam bentuk gelombang suara dengan bantuan loudspeaker dan juga penambahan dua buah transistor pada jalur output hanya dimaksudkan sebaga driver loudspkear agar output IC555 tidak terbebani oleh impedansi loudspeaker yang sangat rendah. Sebagai catatan bahwa gelombang suara yang mempunyai range frekuensi diatas 20 KHz disebut dengan gelombang ultrasonik. Sedangkan jika sinyal frekuensi tinggi tersebut anda hubungkan dengan batangan logam maka hantaran gelombang yang dihasilkan disebut dengan gelombang radio.

 Pemancar penerima gelombang ultrasonik ini biasanya dimanfaatkan untuk mengukur jarak suatu benda dengan melakukan perhitungan waktu dari pantulan gelombang ultrasonik tersebut. Ada juga yang memanfaatkan gelombang ultrasonik ini untuk mengusir binatang-binatang pengganggu yang tidak diinginkan seperti nyamuk, tikus, serangga dan jenis binatang lainnya. Hal ini karena kebanyakan pendengaran binatang bisa mencapai frekuensi puluhan ribu hertz (ultrasonik) dibandingkan pendengaran manusia yang hanya maksimum 20 Khz.

II. Rangkaian Penerima Ultrasonik


Pada rangkaian sensor ultrasonik diatas juga sebenarnya mempunyai cara kerja yang cukup sederhana. Dimana tidak ada sistem modulasi atau pengiriman data yang diterapkan, rangkaian penerima ini hanya difungsikan untuk mengaktifkan relay pada saat adanya pancaran sinyal ultrasonic dari rangkaian pemancar. Beban yang akan anda saklarkan terserah anda, karena sudah berada diluar sistem rangkaian. Apakah ingin membunyikan sirine atau menghidupkan lampu semuanya terserah anda. Bahkan untuk beban yang memakai tegangan PLN 220 volt juga bisa.
Coba perhatikan rangkaian penerima ultrasonik diatas, menurut analisa saya adalah sbb:
  1. Loudspeaker tweeter atau mikrofon digunakan sebagai penangkap gelombang suara ultrasonik.
  2. Gelombang ultrasonik yang diterima kemudian diperkuat dengan menggunakan dua buah transistor.
  3. Sebagai pemilih frekuensi digunakan kapasitor tapis C5 dengan nilai 560 nF, disamping itu juga dibantu oleh R14 (100 Kohm).
  4. IC Op-Amp pada rangkaian penerima ini hanya dimaksudkan sebagai pembanding bukan sebagai penguat.
  5. Sebagai referensi pembanding digunakan potensio VR2 yang membagi tegangan supply 9 volt menjadi dua bagian tegangan.
  6. Jika tegangan pada input positif Op-Amp (pin3) lebih besar dibanding tegangan pada terminal negatif op-amp (pin2), maka tegangan keluaran akan mendekati tegangan suppy (secara teori jika tidak ada beban), dan jika sebaliknya maka tegangan keluaran adalah 0 volt.
  7. Dua buah transistor pada jalur keluaran op-amp berguna sebagai driver relay, sehingga arus sebagian besar mengalir dari transistor bukan dari output op-amp.
Sebagai kesimpulan dari rangkaian pemancar penerima ultrasonik atau sensor ultrasonik ini adalah bahwa :
  • Sinyal listrik dengan frekuensi diatas 20 Khz jika anda hubungkan dengan loudspeaker maka akan menghasilkan gelombang ultrasonik.
  • Kecepatan rambat dari gelombang suara jauh lebih kecil dari gelombang elektromagnetik (radio) sehingga bisa dilakukan perhitungan waktu sebagai dasar perhitungan jarak suatu benda.


Rangkaain Sensor Infra Merah Sederhana



Cahaya infra merah mempunyai perbedaan dengan cahaya biasa pada umumnya. Kita bisa melihat dengan jelas apabila suatu sinar atau cahaya mengenai suatu benda. Lain halnya dengan sinar infra merah kita tidak bisa melihat wujud dari sinar tersebut. Terus terang saja saya belum bisa menjawab jika ditanya mengapa sinar infra merah tidak tampak dimata kita. Jadi pada malam hari jangan harap anda bisa membuat penerangan dengan menggunakan cahaya infra merah. Satu hal yang sering kudengar dari banyak orang bahwa cahaya infra merah bisa Rata Penuhdimanfaatkan untuk fungsi sebuah kamera yang bisa melihat pada kondisi gelap yaitu yang sering disebut kamera infra merah.

Sebenarnya telah saya jelaskan dibagian prinsip kerja rangkaian elektronika dasar dalam blog ini tentang prinsip kerja dari rangkaian sensor infra merah secara sederhana. Untuk merancang rangkaian sensor ini anda seharusnya tidak merasa kesulitan jika anda pernah membuat rangkaian sensor yang lain. Hanya saja pada rangkaian sensor ini terdiri dari bagian pemancar dan penerima, untuk mempelajari prinsip dasar dari rangkaian infra merah ini anda bisa lihat di Prinsip Dasar Rangkaian Pemancar dan Penerima Infra merah. Pada rangkaian kali ini saya coba memanfaatkan keluaran dari rangkaian sensor ini sebagai pemicu rangkaian counter atau pencacah. Berikut gambar rangkaiannya :

rangkaian sensor infra merah 
Daftar Komponen :

1. Resistor : R1 (33K), R2 (1K), VR1 (Potensio 100K)
2. Kapasitor : C1 (100nF)
3. Transistor : Q2 (BC547)
4. Foto transistor : Q1
5. IC : 40106 (Schimitt trigger), 4026 (Decade counter)
6. 7-Segment

PRINSIP KERJA :
Pada rangkaian pemancar tugas kita hanya pengaturan supaya led infra merah menyala dan tidak kekurangan atau kelebihan daya, oleh karena itu gunakan resistor 680 ohm. Pada rangakaian penerima foto transistor berfungsi sebagai alat sensor yang berguna merasakan adanya perubahan intensitas cahaya infra merah. Pada saat cahaya infra merah belum mengenai foto transistor, maka foto transistor bersifat bagai saklar terbuka sehingga transistor berada pada posisi cut off (terbuka). Karena kolektor dan emitor terbuka maka sesuai dengan hukum pembagi tegangan, tegangan pada kolektor emitor sama dengan tegangan supply (berlogika tinggi). Keluaran dari kolektor ini akan membuat rangkaian counter menghitung secara tidak teratur jika kita tidak meredam bouncing keluaran tersebut ke input couinter. Untuk meredam bouncing serta memperjelas logika sinyal yang akan kita input ke rangkaian counter, kita gunakan penyulut schmitt trigger. Penyulut Schmitt trigger ini sangat berguna bagi anda yang berhubungan dengan rangkaian digital, misal penggunaan pada peredaman bouncing dari saklar-saklar mekanik pada bagian input rangkaian digital.

Rangkaian counter yang saya gunakan disini adalah menggunakan IC 4026 (Decade Counter) salah satu ic dari keluarga CMOS. IC counter ini akan mencacah apabila mendapatkan input clock berubah dari logika rendah ke tinggi. IC ini juga langsung bisa hubungkan ke seven segment karena keluarannya mmang dirancang untuk seven segment. Jadi anda tidak perlu menggunakan IC decoder sebagai pengubah nilai biner menjadi nilai 7-segment.
Untuk menmgatur kepekaan sensor anda bisa memutar potensio VR1 pada titik kritis, atau jika diperlukan anda bisa mengganti R2 dengan nilai yang lebih sesuai. Hal ini bisa saja terjadi mengingat komponen foto transistor mempunyai jenis yang berbeda-beda dan tentunya mempunyai sfesifikasi yang berbeda pula. Saya rasa cukup penjelasan dari saya, anda bisa memodifikasi rangkaian sensor infra merah di atas sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anda. Untuk melihat skema rangkaian sensor lainnya anda bisa lihat di kumpulan rangkaian sensor…atau di rangkaian sensor suara , suhu, sentuh, air , gerak dan rangkaian sensor cahaya...atau download semua rangkaian yang ada di blog ini sesuka anda. 
Selamat Mencoba !!!!

Sensor Suara Sederhana dan Stabil

Post ini adalah post jawaban dari seorang teman yang meminta saya untuk membahas tentang sensor suara..  Thanks for the request..  Langsung saja, berikut gambar skemanya :
List Komponennya :

JUMLAH   NAMA PART     NILAI
------   ---------     -----
Resistor
---------
  2      R1,R7          4k7
  1      R3             100k
  1      R5             220k
  1      R6             100R
  1      R8             10k

Kapasitor
----------
  3      C1,C3,C4       470n
  1      C2             1n0

Transistor
-----------
  2      Q1,Q3          BC548B
  1      Q2             BC558B

Dioda
------
  1      D1             1N4148

Lain - lain
-------------
  1     ELECTRET MICROPHONE
  1     RV1             4k7
  1     RV2             47k
Secara pribadi, saya sangat puaaasss bangeet make rangkaian ini..
Alesannya karena rangkaian ini :
1. Handal
2. Responsif
3. Murah (Biaya bikin ga nyampe 10rebu..!!)
4. Bebas Noise (Tinggal diatur aja Trimpot Sensitivity dan Set Zero nya) 
Okee.. sekarang akan saya bahas tentang cara kerja dari rangkaian diatas..
Rangkaian diatas secara umum terdapat 4 buah stage (tahapan), yaitu :

STAGE 1 : Electret Microphone

Electret Microphone (Mic Condenser) dapat menghasilkan output tegangan sekitar 6mV rms ketika ada orang yang berbicara (dengan suara normal) pada jarak sekitar 60cm. Sebenarnya Mic Electret adalah jenis khusus dari sebuah Field Effect Transistor (FET), yang mengubah getaran (dari kontak suara atau fisik) menjadi sinyal listrik, yang kemudian diperkuat secara internal oleh FET.

STAGE 2 : Transistor Amplifier

Transistor pertama, Q1, bertindak sebagai penguat memberikan penguatan sebesar 25x(28dB) dalam rentang frekuensi  300 Hz -30 kHz, sehingga akan memberikan level sinyal output dalam kisaran 25-75 mV. Level sinyal dapat disesuaikan dengan RV1 (sensitivitas kontrol).

STAGE 3 : Signal Rectifier

Suara terbentuk dari gelombang yang naik dan turun secara konstan (coba lihat output dari microphone melalui Osciloscope).  Oleh karena itu untuk mendeteksi tingkat suara tertinggi, kita memerlukan titik referensi, dan pada skematik  ini  hanya melihat di bagian ’akan negatif ‘ pada gelombang. Dengan memperkuat titik di mana gelombang suara mulai turun, kita dapat mengidentifikasi titik tertinggi dari level suara.
Maka dari itu, transistor Q2 (PNP) “di-bias-kan” hingga kondisi Cut-Off dan hanya memperkuat sinyal “akan negatif”. Resultan dari sinyal “akan positif” pada kaki kolektor Q2 menyebabkan D1 aktif dan menyebabkan C4 terisi hingga puncak tegangan sinyal.

STAGE 4 : Buffer and Time Delay

Transistor ketiga (Q3), dikonfigurasi sebagai pengikut emitor (emitter-follower) dan buffer sinyal (dan memberikan impedansi output yang rendah). Rangkaian ini memberikan kenaikan tegangan output yang cepat dengan peluruhan lambat, sebanding dengan nilai C4. Pada dasarnya , nilai dari C4 mendefinisikan “waktu tunda” dari level output tertinggi hingga kembali ke 0.  Waktu peluruhan dari sinyal output rangkaian diatas adalah sekitar 0,5 detik dengan nilai C4seperti yang ditunjukkan. Jika kita mengganti nilai C4 dengan 2,2 uF, maka waktu peluruhannya adalah sekitar 2 detik.
Kira – kira seperti itulah cara kerja dari rangkaian sensor suara diatas.. :D
apabila kita pengen waktu peluruhannya lebih cepet ya tinggal dikecilkan aja nilai C4 nya (kemaren saya make C4 nya 100 nF).
Oiya, yang dideteksi oleh sensor suara ini adalah “LEVEL SUARA” (dalam satuan dB) dan BUKAN FREKUENSI nya..

Selamat Mencoba !!!!

Rangkaain Sensor Cahaya Sederhana


rangkaian sensor cahaya ldr 
Pada rangkaian sensor cahaya ini menggunakan relay untuk pensaklaran tegangan jala-jala PLN 220 volt. Beban yang ingin dikendalikan tidak hanya sebatas lampu saja tetapi bisa digunakan beban lain sesuai kebutuhannya. Yang pasti dengan cara pensaklaran relay diatas beban yang dikeandalikan adalah beban dengan tegangan supply 220 V. Rangkaian diatas merupakan rangkaian sensor cahaya yang sederhana dan sering ditemui, karena memang menurut saya rangkaian sensor cahaya bisa berkerja dengan penggunaan kompenen yang relatif sedikit dan rangkaian yang sederhana.
Rangkaian sensor diatas menggunakan LDR sebagai alat perasa perubahan intensitas cahaya. LDR (Light Dependent Resistor) adalah komponen elektronika yang pada dasarnya mempunyai sifat yang sama dengan resistor, hanya saja nilai resistansi dari LDR berubah-ubah sesuai dengan tingkat intensitas cahaya yang diterimanya. Rangkaian diatas bisa digunakan untuk pengaktifan lampu taman. Pada saat hari mulai malam maka lampu tersebut akan menyala otomatis layaknya lampu taman. Pengaturan kepekaan dari sensor digunakan potensio VR1 100 K. Adapun komponen yang diperlukan sbb :
  1. LDR
  2. Q1 : Transistor BC107 atau BC 547
  3. VR1 : Potensio 100 Kohm
  4. RL1 : Relay 9 Volt
  5. R1 : 1K
  6. R2 : 47 Kohm
  7. BL1 : Lampu taman
Prinsip kerja dari rangkaian sensor cahaya diatas sebenarya sangat sederhana. Pembagian tegangan antara VR1 dan LDR merupakan inti dari rangkaian sensor cahaya diatas. Kenaikan tegangan pada VR1 akan mengurangi tegangan yang jatuh pada LDR, begitupun sebaliknya kenaikan tegangan pada LDR akan mengurangi tegangan jatuh pada VR1. Pembagian tegangan sesuai dengan rumus pembagi tegangan yang berlaku pada rangkaian seri, tegangan supply 9 volt sama dengan jumlah tegangan pada R1, VR1 dan LDR. VR1 digunakan untuk memposisikan tegangan pada LDR supaya berada pada titik kritis dan tidak sampai membuat transistor Q1 menjadi aktif. Sehingga pada saat kedaan cahaya semakin gelap tegangan pada LDR akan membuat transistor Q1 menjadi aktif. Hal ini dikarenakan nilai resistansi LDR akan naik apabila intensitas cahaya semakin gelap. Jika kita ingin membuat rangkaian sensor yang aktif pada saat cahaya semakin terang maka kita tinggal menukar posisi antara LDR dengan potensio VR1. Untuk prinsip kerjanya pada dasarnya sama dengan rangkaian sensor cahaya aktif gelap diatas. Kesemua rangkaian memanfaatkan hukum pembagi tegangan atau pengaturan arus ke basis transistor yang digunakan sebagai saklar.
Sebagai catatan anda bahwa sensor cahaya yang menggunakan LDR sebagai komponen peng-indra atau perasa mempunyai respon yang relatif lambat. Sehingga jika anda ingin membangun rangkaian yang mempunyai respon yang cepat seperti untuk penghitungan pada rangkaian counter maka LDR tidak cocok untuk digunakan. Mungkin anda bisa memanfaatkan sensor infra merah atau komponen sensor yang lain. Cahaya infra merah bisa anda dapatkan dengan membuat rangkaian pemancar infra merah yang terdiri dari led infra merah yang berfungsi sebagai pengahasil cahaya infra merahnya. 
 
Selamat Mencoba !!!!
 
 
 
 
 

Rangkaain Counter Up Sederhana

Mau bikin papan skor sederhana ? gampang aja ..kita manfaatkan project sederhana, yaitu memanfaatkan IC UP COUNTER CMOS 4026,,

 

 

IC CMOS ini sudah langsung bisa dihubungkan ke 7 segmen common katoda (negatif)

jika ingin membuat 2 digit lebih, maka kita cascade / hubung tingkat antar IC , jadi ketika IC pertama mencapai angka 5, maka output CO akan menjadi Low (0) dan ketika mencapai 0 akan menjadi High (1). perpindahan 0-1 akan mengakibatkan counter tambah 1 sehingga pin CO digit sebelumnya dapat menjadi input CLOCK ic dengan pembagian puluhan lebih lanjut

rangkaiannya seperti ini : 

 


hasilnya di PCB lobang kira2 seperti ini , dimana untuk menambah nilai counter dilakukan dengan pencet tombol

 

Untuk menjadi papan skor sederhana, maka dibuat 2 buah rangkaian yang serupa, dengan menambahkan tombol "reset" (PULL DOWN 4k7 ohm seperti rangkaian tombol UP tapi logikanya terbalik / reset saat high) dihubungkan ke pin nomer 15 tiap IC

 


 jika memerlukan display yang lebih besar, dapat menggunakan 7 segment yg besar atau membuat sendiri dengan menyusun LED menjadi segmen yang ukurannya besar 

ANALISA RANGKAIAN SECARA BLOK DIAGRAM
Pada  rangkaian  Up Counter 4 Digit ini,  akan di jelaskan analisa rangkaian secara blok diagram.
Pada rangkaian Up Counter block diagram atau secara urutan skematik adalah sebagai berikut:
1.Activator
a. Tegangan sumber 6 volt membagi ke seluruh rangkaian (sebagai activator), atau pengaktiv seluruh rangkaian

2. Input
a. Clock di tekan untuk memasukan inputan ,reset juga termasuk

3. Proses
a. IC 4026 menghubungkan antara counter dengan seven segment.

4. Output
a. Berupa display angka pada seven segment.


Dari diagram diatas dapat di simpulkan cara Up Counter 4 Digit adalah sebagai berikut:
Di dapatkan sumber tegangan yaitu 6 volt kemudian tegangan tersebut bekerja sesuai dengan rangkaian dan komponen yang di butuhkan, kemudian tegangan tersebut bekerja, kemudian clock tersebut akan bekerja jika ditekan, setelah clock mendapat inputan barulah IC bekerja, setelah IC bekerja display akan menunjukan angka.
Analisa Rangkaian Secara Detail
Rangkaian Up Counter 4 Digit adalah pada saat Clock masuk ke PIN 1  IC 1 pada counter satuan maka display 1 akan menampilkan angka 0 kemudian bila kita menekan clock kembali display 1 akan menampilkan angka 1 dan display 1 akan terus menampilkan angka sampai 9 dan kembali ke angka 0 bila kita terus menekan clock. Ini semua dikarenakan pada saat 7 Segment Satuan menghitung sampai 9 kembali ke 0 maka Out Put dari PIN 5 IC 1 memicu PIN 1 IC 2 counter Puluhan kemudian display Puluhan akan mulai menghitung dari 1 ke 9, kemudian setelah Puluhan menghitung sampai 9 kembali ke 0 kemudian Out Put dari PIN 5 IC 2 memicu PIN 1 IC 3 counter ratusan kemudian display Ratusan akan mulai menghitung dari 1 ke 9. Setelah counter ratusan menghitung sampai 9 dan kembali ke 0 kemudian Out Put dari PIN 5 IC 3 memicu PIN 1 IC 4 counter Ribuan kemudian display Ribuan akan menghitung 1 sampai 9,setelah itu kembali ke awal 0. PIN 15 pada IC 4020 adalah sebagai RESET dalam merangkai semua kaki tersebut dihubungkan semua, pada saat kaki 15 tersebut dihubungkan ke VCC (6-12V)  maka Out Put counter akan 0000 / Display 7 Segment akan 0. Fungsi Resistor pada rangkaian ini adalah sebagai pembuang muatan atau discharge ini dilakukan agar ripple yang terjadi tidak terlalu lama. Kapasitor Polar pada rangkaian ini berfungsi untuk menghaluskan ripple yang terjadi di clock dan reset. Hal ini dilakukan agar ripple yang terbentuk bisa diperhalus. Lalu fungsi kapasitor Non Polar adalah untuk mem-filter ripple atau menyaring tegangan ripple pada IC dan akan dibuang melalui ground. Hal ini dilakukan agar ripple yang terjadi pada IC bisa di perhalus.

LANGKAH-LANGKAH PENGOPERASIAN ALAT
Pada bab kami ini akan membahas penjelasan bagaimana cara pengoperasian alat UP COUNTER 4 DIGIT yang telah kami buat.
Untuk  mengoperasian  rangkaian  yang  kami  buat  maka  diperlukan  langkah- langkah berikut :
  • Hubungan  Jack  pada  kutup  positif  dan  kutup  negative  yang terhubung positif pada tegangan VCC 6 volt dan negative pada Ground.
  • Kemudian tekan clock untuk mendapatkan inputan.
  • Setalah itu 7 Segment akan berfungsi dan Menghasilkan Output berupa display angka.
  • Apabila kita menginginkan mengulang perhitungan dari angka 0 kembali kita tinggal menekan tombol Reset
KESIMPULAN
Up Counter 4 Digit  merupakan suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk mencacah jumlah pulsa pada bagian input dan keluaran berupa digit biner,dan pada  rangkaian  ini  menggunakan 7 Segment sebagai Display Ouput. Serta kita dapat me-resetnya bila kita ingin mengulaing perhitungan.
 
Selamat mencoba !!!!
newer posts newer posts newer posts